By: fiya la yanfa
18-oktober-2009
SUPRAIS!!! Suasana gembira menggelayut didalam hati tia.
Terompet, trambolin, seruling, kendang dan evek-evek alat musik lainnya seakan berbunyi meriah dalam benak tia, yang sudah kadung jenuh dengan keadaan perkemahan yang gak ada asik2nya sama sekali.
Bibirnya tersenyum simpul penuh makna, eh irwan balas senyum, gr. .senyum itukan tidak tia hadirkan untuk siapa-siapa, namun hanya untuk menunjukan pada dunia bahwa dia bahagia dengan keputusan dadakan dari pak wawan, selaku pembima perkemahan tak bermutu ini, keputusannya ialah. . ."hari ini semua anak dipulang kan!". Yah . . .dengan berbagai macam alasan di utarakan untuk mempercepat satu hari, kepulangan anak2 agar kembali kerumah tanpa merasa keberatan.
Setelah diadakan ritual penutupan perkemahan sakral karna baris-berbaris di dalam sungai yang mengalir deras, akhirnya semua anak pun diangkut layaknya kambing kurban kedalam truk, tia adalah panitia diperkemahan singkat ini, di dalam truk tia mengambil posisi paling depan dekat supir "soalnya biar gak gampang masuk angin". Batinnya dalam hati. Di belakang tia ada anak kelas 10, ada satu anak cewe tengil yang bikin tia ilfeel banget. Tia gak tau siapa namanya, kita sebut saja dia Kucrit, oke crit?!
Jadi si kucrit ini seekor anak yang tinggalnya tu satu vilage ama tia, tapi ni kucrit sombongnya bukain main ketemu aja enggak nyapa padahal tia udah nyoba buat nyapa duluan, pernah suatu hari tia ngajak doi senyum duluan tapi si kucrit malah membuang muka, siapa yang enggak BT coba?.
Dan yang terjadi dalam truk adalah tia nyetel expresi super jutek ama tu cewe kucrit. "mba. .mba". Eh apa gerangan yang terjadi ama ni kucrit tiba2 tak da angin tak da badai dia manggil2 tia tapi tia masih cuek. "mba. .mba. .tia". Tia tetep pura2 enggak denger. "MBA TIA. !!!" eh sikucrit nyolot.
"ada apa??" jawab tia akhirnya, dengan tampang masih BT. "mba, rumahnya satu desa sama aku kan?" tanya gadis ber jidat jenong dengan jilbab berponi ala tempo doeloe dgn intonasi tanpa beban.
Yah, expresinya tanpa beban walau telah lama dikacangin.
"iya, emang kenapa?" tanya tia singkat.
"kita pulangnya bareng ya mba please. . .please soalnya ini udah jam lima sore kalo nyampe disana pasti udah magrib aku takut sendirian dijalan mba". Ungkap kucrit panjang lebar, bener2 kaya gak punya salah untung kali ini tia mau memaafkan dan masih mau berbaik hati, yah tia berfikir mungkin setelah kejadian ini sikucrit gak bakal sombong dan blagu lagi sama kakak kelas yang baik serta bersahaja seperti tia, setelah pura2 berfikir keras dengan penuh pertimbangan akhirnya tia hanya menganggukan kepala dengn sedikit senyum dari bibirnya.
"trus kita pulang naik apa mbak? Naik becak ya mbak soalnya saya mbawa banyak barang... Kan berat kalo mbawa sendirian". Dasar kucrit, cerewetnya minta ampun, tu mulut kaya enggak bisa berhenti ngoceh.
Reflek tia memandang barang2 bawaan kucrit, wah! Ternyata memang banyak kompor, ember 1 tas jinjing dan satu tas ransel.
"terserah kamu aja deh..." jawab tia singkat setelah sebelumnxa kak tangguh kakak kelas tia teriak pada pak supir untuk berhenti, tia pun bersiap2 turun dengan kucrit sebagai kakak kelas yang baik tia membawakan setengah barang2 bawaan si kucrit yg bejibun kebetulan tia cuman bawa tas ransel untuk kemah kali ini.
Setelah bersusah payah mengangkut barang2 milik kucrit dari truk, mbantu nyabrangin dan duduk dipinggir jalan kaya orang ilang tia pun menghela nafas panjang.
Sambil menghela nafas panjang tia berdo'a dalam hati semoga kebaikannya ini bisa dimengerti oleh kucrit agar dia bisa menghargai tia sebagai kakak kelasnya.
"mba. . .ntar mba pulangnya sama siapa? Dijemput ya? Soalnya aku mau dijemput kakaku mba, tadi aku abis nelfon".
Blam!!
WHAT?!! Ni anak sumprit, suer, sumpah deh dari tadi apa guna cerocosannya?
Ember kucrit yang sedari tadi ada ditangan tia mendadak dibantingnya dengan penuh emosi tanpa kata dan tanpa pikir panjang tia menghentikan becak yang telah lewat didepannya akhir'y gak pake salam perpisahan tia meninggalkan kucrit sendirian. .hanya ditemani oleh barang2 bawaannya yang extra lebay.
"temennya enggak ikut mba?"
tanya pak tukang becak karna merasa janggal.
"maaf pak, udah maghrib bisa agak cepet enggak pak?" tia berkata dengan intonasi yang tinggi. Becak pun langsung melaju perlahan tapi pasti.
"mba masa aku nungguin jemputan sendirian?" KUCRIT2. .dasar gak punya otak, EQ nya jongkok kali yak, gak nyadar apa kalo dia udah ngelakuin kesalahan, tia sendiri sama sekali enggak menghiraukan triakan kucrit si cewe jenong dengan jilbab berponi pinggir itu. Tia hanya kembali membatin moga dosa2nya diampuni. Tapi beneran ini terakhir kalinya tia nyapa tu anak tia bener2 udah kadung sakit hati. . !!
The end. .18,okt,2009
Kamis, 31 Maret 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar